A. Kreativitas
- Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.
- Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa.
- Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respons yang unik atau luar biasa.
- Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
- Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
B. Inovasi
- Menghindari sindrom “more bells and whistles”. Yang dimaksud adalah menghindari mengeluarkan inovasi sekaligus, karena dalam incremental innovation harus mengeluarkan inovasi secara bertahap agar produk tidak langsung mati karena tidak dapat berinovasi lagi.
- Jangan taruh seluruh konsep inovasi di incremental innovation.
C. Perbedaan Kreativitas dan Inovasi
Perbedaan kreatif dan inovatif terletak pada fokusnya.Fokus
utama dari proses kreatif adalah memproduksi ide. Sementara, inovasi mempunyai
fokus yakni menciptakan sesuatu yang baru. Dengan fokus utamanya yakni
memproduksi ide tanpa embel-embel tertentu, hal tersebut membuat upaya kreatif
lebih sulit untuk diukur. Sedikit berbeda dengan upaya-upaya inovatif yang
fokusnya adalah membuat sesuatu yang baru. Keberadaan predikat ‘baru’ itu
membuatnya lebih mudah untuk diukur.
D. Metode Thinking Hats
Metode Six Thinking Hats, yang dikembangkan oleh Edward de
Bono, merupakan sebuah pendekatan sistematis untuk pemikiran dan pengambilan
keputusan yang mengizinkan individu atau kelompok untuk mempertimbangkan
masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dengan menggunakan
"topi" metaforis, setiap topi mewakili sudut pandang atau jenis
pemikiran tertentu. Berikut adalah rinciannya:
- Topi Putih (Fakta dan Informasi): Pemakai topi putih berkonsentrasi pada fakta dan angka yang ada. Mereka mengidentifikasi informasi yang diperlukan dan mengumpulkan data yang relevan.
- Topi Merah (Emosi dan Intuisi):Pemakai topi merah berfokus pada perasaan, intuisi, dan reaksi emosional terhadap suatu situasi atau gagasan. Mereka dapat mengungkapkan kekhawatiran, keyakinan, atau insting mereka.
- Topi Hitam (Kritik dan Kewaspadaan): Pemakai topi hitam bertugas untuk mengidentifikasi risiko, masalah, atau kelemahan dalam ide atau rencana. Mereka mempertimbangkan potensi hambatan dan konsekuensi negatif.
- Topi Kuning (Manfaat dan Keoptimisan): Pemakai topi kuning mencari peluang, manfaat, dan nilai positif dalam suatu situasi. Mereka mencari solusi, mencari keuntungan, dan berpikir secara optimis.
- Topi Hijau (Kreativitas dan Alternatif): Pemakai topi hijau berfokus pada ide kreatif, inovatif, dan alternatif. Mereka mengusulkan gagasan baru, menyelidiki opsi alternatif, dan mengembangkan solusi yang belum pernah dipikirkan sebelumnya.
- Topi Biru (Pemimpin dan Pengelola Proses): Pemakai topi biru mengelola proses pemikiran itu sendiri. Mereka memandu diskusi, menentukan tujuan, dan mengarahkan alur pemikiran. Topi biru juga bertanggung jawab untuk merangkum kesimpulan dan membuat rencana tindak lanjut.
Dengan menggunakan metode ini, sebuah tim atau individu dapat mengalokasikan waktu untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, menghindari bias, dan menghasilkan keputusan yang lebih baik serta kreatif. Metode ini sangat berguna dalam rapat, diskusi kelompok, atau proses pengambilan keputusan.